Dalam khazanah pemikiran Islam, banyak aliran teologis muncul untuk menjawab berbagai persoalan aqidah, salah satunya adalah Aliran Qadariyah. Artikel ini membahas secara ringkas namun padat mengenai pengertian Qadariyah, sejarah kemunculannya, serta tokoh-tokoh yang berperan penting dalam pengembangannya. Melalui pendekatan SEO, artikel ini ditujukan bagi pelajar, mahasiswa, dan pencari ilmu yang ingin memahami dinamika pemikiran Islam klasik.
Apa Itu Aliran Qadariyah?
Aliran Qadariyah adalah aliran teologi dalam Islam yang menekankan kebebasan kehendak manusia. Aliran ini meyakini bahwa manusia memiliki kebebasan penuh dalam memilih dan melakukan perbuatan, baik atau buruk, tanpa adanya paksaan dari Allah.
Sejarah Munculnya Aliran Qadariyah
Aliran ini muncul sekitar akhir abad ke-1 Hijriah atau awal abad ke-2 Hijriah. Tokoh pertama yang sering dikaitkan dengan munculnya pemikiran Qadariyah adalah Ma’bad al-Juhani, seorang tokoh dari Irak, yang dipengaruhi oleh pemikiran rasional Yunani dan Kristen Nestorian.
Setelah itu, pemikiran ini dikembangkan oleh Ghailan ad-Dimasyqi, yang juga terkenal sebagai pembela kebebasan kehendak manusia. Keduanya dianggap sebagai pelopor pemikiran Qadariyah dan mengalami tekanan dari pemerintahan saat itu karena pandangan mereka yang kontroversial.
Pokok Ajaran Aliran Qadariyah
- Manusia Memiliki Kehendak Bebas (Free Will)
Manusia bebas menentukan perbuatannya sendiri, bukan dipaksa oleh takdir. - Tanggung Jawab Moral
Karena memiliki kebebasan, manusia bertanggung jawab sepenuhnya atas amal perbuatannya. - Penolakan terhadap Takdir Mutlak (Jabariyah)
Qadariyah menolak pandangan bahwa semua perbuatan manusia telah ditentukan Allah secara mutlak.
Tokoh-Tokoh Penting Qadariyah
- Ma’bad al-Juhani
- Ghailan ad-Dimasyqi
- Syaikh Adi bin Hatim (dalam beberapa literatur disebut sebagai pendukung prinsip kehendak bebas)
Kontroversi dan Kritik
Pandangan Qadariyah menuai banyak kritik, terutama dari kalangan Ahlus Sunnah wal Jama’ah dan aliran Jabariyah, yang lebih menekankan kekuasaan mutlak Allah dalam setiap kejadian. Namun, di sisi lain, Qadariyah juga membuka ruang diskusi mengenai kebebasan manusia dan tanggung jawab moral, yang hingga kini masih menjadi perdebatan teologis dalam dunia Islam.
Relevansi Qadariyah di Masa Kini
Dalam konteks modern, ajaran Qadariyah relevan dalam membangun kesadaran individu akan tanggung jawab sosial dan moral. Gagasan ini juga selaras dengan prinsip pendidikan Islam yang menekankan ikhtiar dan usaha dalam menjalani kehidupan.
Ingin lebih banyak belajar tentang sejarah pemikiran Islam?
Kunjungi website resmi Yayasan Pembina Masjid Al-Fitrah dan temukan berbagai artikel edukatif, program pendidikan, serta kegiatan keilmuan Islam lainnya.